Puisi untuk Lomba Baca Puisi IB 2015
Ini puisi-puisi untuk lomba baca puisi dalam rangka Indonesia Bahagia.
KEPADA KAWAN
Karya Chairil Anwar
Sederhana Ajal mendekat dan mengkhianat,
mencengkam dari belakang ‘tika kita tidak melihat,
selama masih menggelombang dalam dada darah serta rasa.
belum, bertugas kecewa dan gentar belum ada,
tidak lupa tiba-tiba bisa malam membenam,
layar merah berkibar hilang dalam kelam,
kawan, mari kita putuskan kini disini,
Ajal yang menarik kita, juga mencekik diri sendiri !
Jadi
Isi gelas sepenuhnya lantas kosongkan,
Tembus jelajah dunia ini dan balikkan
Peluk kecup perempuan, tinggalkan kalau merayu,
Pilih kuda yang paling liar, pacu laju,
Jangan tambatkan pada siang dan malam
Dan
Hancurkan lagi apa yang kau perbuat,
Hilang sonder pusaka, sonder kerabat.
Tidak minta ampun atas segala dosa,
Tidak memberi pamit pada siapa saja !
Jadi
Mari kita putuskan sekali lagi:
Ajal yang menarik kita, ‘kan merasa angkasa sepi,
Tikamkan pedangmu hingga ke hulu
Pada siapa saja yang mengairi kemurahan madu !!!
SENJA DI
PELABUHAN KECIL
Buat
sri ayati
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya maut berpaut
Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pagkal akanan. tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.
Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap.
CINTAKU JAUH DI PULAU
Karya Chairil Anwar
Cintaku jauh di
pulau,
Gadis manis,
sekarang iseng sendiri.
Perahu melancar,
bulan memancar,
di leher
kukalungkan oleh-ole buat si pacar.
angin membantu,
laut terang, tapi terasa
aku tidak ‘kan
sampai padanya.
Di air yang tenang,
di angin mendayu,
di perasaan
penghabisan segala melaju
Ajal bertahkta,
sambil berkata :
“tujukan perahu ke
pangkuanku saja”.
Amboi ! jalan sudah
bertahun kutempuh !
perahu yang bersama
‘kan merapuh !
mengapa Ajal
memanggil dulu
sebelum sempat
berpeluk dengan cintaku ?!
Manisku jauh di
pulau,
kalau ‘ku mati, dia
mati iseng sendiri.
KEPADA PEMINTA-MINTA
Karya Chairil Anwar
Baik,baik, aku akan
menghadap Dia
Menyerahkan diri
dan segala dosa
Tapi jangan tentang
lagi aku
Nanti darahku jadi
beku
Jangan lagi kau
bercerita
Sudah tercacar
semua di muka
Nanah meleleh dari
muka
Sambil berjalan kau
usap juga.
Bersuara tiap kau
melangkah
Mengerang tiap kau
memandang
Menetes dari
suasana kau datang
Sembarang kau
merebah
Mengganggu dalam mimpiku
Menghempas aku di
bumi keras
Di bibirku terasa
pedas
Mengaum di
telingaku
Baik, baik, aku
akan menghadap Dia
Menyerahkan diri
dan segala dosa
Tapi jangan tentang
lagi aku
Nanti darahku jadi
beku.
KABAR DARI LAUT
Karya Chairil Anwar
Aku memang benar
tolol ketika itu,
mau pula membikin
hubungan dengan kau ;
lupa kelasi
tiba-tiba bisa sendiri di laut pilu,
berujuk kembali
dengan tujuan biru.
Di tubuhku ada luka
sekarang,
bertambah lebar
juga mengeluar darah,
dibekas dulu kau
cium napsu dan garang;
lagi akupun sangat
lemah serta menyerah.
Hidup berlangsung
antara buritan dan kemudi.
Pembatasan cuma
tambah menjatuhkan kenang.
Dan tawa dila pada
whisky tercermin tenang.
Dan kau ? apakah
kerjamu sembahyang dan memuji ?
Atau di antara
mereka juga terdampar,
Burung mati pagi
hari di sisi sangkar ?
Karya Chairil Anwar
Penghabisan kali
itu kau datang
membawa karangan
kembang
Mawar merah melati
putih:
darah dan suci.
Kau tebarkan
depanku
serta pandang ang
memastikan: Untukmu.
Sudah itu kita sama
termangu
Saling bertanya:
Apakah ini ?
Cinta ? keduanya
tak mengerti.
Sehari itu kita
bersama. Tak hampir-menghampiri.
Ah ! hatiku yang
tak mau memberi
Mampus kau
dikoyak-koyak sepi.
Komentar
Posting Komentar