Puisi Konservasi Mahasiswa Baru 2010
JAGA BUMI
Jagalah bumi kita
Bumi Indonesia
Tanah air tercinta
Janganlah kau cemari
Segala isi bumi
Janganlah kau merusaknya
Dengan sampah-sampah
Mari kita lakukan
KONSERVASI
Untuk bumi kita
TERCINTA
(Risty Putri S.)
BUMIKU
Tak kurasakan lagi sejuknya udara ini
Tak kurasakan lagi indahnya pantai itu
Gunung-gunung yang gagah
Kini telah berubah
Sulit rasanya kutemukan embun
Di kota ini
Orang-orang itu kejam!!!
Membuat bumiku menangis
Membuat bumiku terancam mati
….
Di lorong-lorong langit ini
Aku bersuara,berpadu dalam tekat
Bersama orang-orang yang sadar hati
Tegakkan konservasi
Untuk buatmu hidup kembali
(Hesti Wiyatiningsih)
HIDUPLAH BUMIKU
wahai para manusia
gugahlah dirimu
untuk membangun bumi ini
agar tetap indah selalu
tetaplah bersemangat
dalam membangun konservasi
agar bumi ini indah
dan tidak rapuh
(Sri Zuliana)
BUMI PERTIWI
Namaku adalah bumi pertiwi
Yangh tersohor di seluruh negeri
Keindahanku membuat mereka berkata
Kau adalah tanah airku
Namun kali ini aku mengeluh
Mengapa nafas kehidupan bagi
Mereka kini mulai berat ku berikan
Keteduhanku yang menyejukkan
Jiwa bangsa ini mulai
Kering dan gersang
Nyanyian-nyanyian mmerdu alam ku
Kini mulai jarang terdengar
Dan kilauan nusantara yang mengalir indah
Di tubuhku kini berubah menjadi keruh
Dan tak bersinar lagi
Aku adalah bumi pertiwi
Bumi pertiwi yang bersedih
Bumi pertiwi yang bersusah hati
Bumi pertiwi yang airmatanya berlinang
Dan bumi pertiwi adalah tanah airku
(Amalia Fajriyyatin Najichah)
LAGU CINTA BURUNG YANG TERLUKA
Hendak kemana burung yang luka
Istirahat dulu saja
Dalam sangkar sementara
Hingga kering luka yang kau derita
Hendak kemana burung yang luka
Tinggal disini saja kita bisa bersama
Bermain tralala
Di luar tak ada lagi yang bisa kau mangsa
Sawah telah ditanami gedung-gedung raksasa
Di angkasa pun hanya ada mega dan bianglala
Tak usak mengembara
Nanti kembali terluka
(Indika D.)
TANGISAN SANG ZAMRUD
aku lahir di antara seribu pohon
di mana aku melihat keindahannya
semua membuat aku terkagum-kagum
di sini aku tumbuh dewasa hingga kebencian
dan kasih sayang itu ada
wilayah yang dikatakan sebagai zamrud khatulistiwa
sekarangtidak lagi menjadi zamrud khatulistiwa
itu semu karena ulah manusia yang serakah
tapi kenapa orang seperti itu selalu dilindungi
apakah dunia ini sudah tidak ada keadilan
aku berteriak di atas tebing tinggi
meratap zamrud ku yang menangis
yang setiap hari disiksa dan dirusak
zamrudku kepedihanmu kepedihanku juga
walau pun sekarang kamu sudah tidah secantik dulu
aku siap memberikan raga ku untuk membuatmu cantik kembali
agar kau bisa tersenyum saat mentari menyinari mu
(Angga Dwi S.)
Asap asap kendaraan bermotor
Menyebar di lingkungan unnes tercinta
Polusi di mana-mana
Mengganggu kesehatan orang disekitarnya
Maka marilah kita galakkan
Tanam seribu pohon di lingkungan unnes kita
Hentikan pemakaian kendaraan
Bermotor yang menyebabkan polusi
Pilihlah jalur bersepeda atau jalan kaki
(Rita Oktaviana)
Bila hutan
kehilangan pohon-pohon
Hewan-hewan
kehilangan tempat tinggalnya
Bila bukit
kehilangan kehijauannya
Sungai-sungai
akan kering selamanya
Bila manusia
kehilangan kemanusiaannya
Alam semesta
akan tertimpa bencana
(Sigit Ridho W.)
CERITA TUHAN
Adalah karunia
Tuhan menciptakan
Makhluk-makhluk
Bernama hewan dan tumbuhan
Adalah keagungan
Bisa menjaga dan memelihara
Ciptaan-Nya
Adalah kecerobohan
Pengrusakan dan pembabatan hutan
Seolah menjadi cerita berantai
Yang tak pernah putus
Ini hanyalah sebagian dari cerita Tuhan
Yang ia buat untuk makhluk kecil
Bernama manusia
Serpihan kisah kecil yang berdampak besar
Bagi seisi jagad raya yang telah lama
Merindukan kasih sayang penghuninya
Sungguh tak ada satu pun manusia tak berdosa
Namun sebagai manusia
Kitab berusaha untuik tidak mengulangi kesalahan yang sama
SALAM KONSERVASI!
(Fajar Bahtiar R.)
“BUDAYAKU”
Kau sebagai identitas bangasa
Kau adalah pembeda dari negeri ini
Bermacam-macam jenis dan asalmu
Kau tlah membuatku bangga b udayaku
Ketika kau menjadi polemic
Indonesiaku menangis
Nenek moyang pun bersedih
Kau tetap milikku nudayaku
Kau bagaikan jantung negeri ini
Walaupun berada di mana-mana
Kau tetap menjadi satu dalam negeri ini
Menjadi satu dalam indahnya
Indonesiaku
(Prananjaya)
(Prananjaya)
PELANGI BUMIKU
Inilah bumiku, bumi asri yang melahirkan ku
Sang bumi hijau penuh warna kehidupan
Bumi cermin warna surge Tuhan
Inilah bumi yang indah di mana aku dibesarkan
Inilah budaya yang melahirkan ku
Beragam tapi tetap satu ikatan
Ikatan erat dalam kibaran merah putih
Satukan berjuta warna tradisi bumi pertiwi ini
Terangkum menjadi satu hati
Akan ku jaga bumi hijau ini
Kan ku jaga pelangi budaya tetap berjalan disini
Sampai nanti, tanpa harus ada satupun
Warna yang pergi
Karena sang garuda bersayap merah putih
Kelak membawanya terbang tinggi
Membuat sejuta mata berkedip iri
(EKO W.)
ALAM
Ku lihat sosok mu yang terbentang luas begitu indah dan damai…. Nafas mu membuat hidupku menjadi nyaman.
Begitu hijau, sejuk…. Aku ingin kau selalu ada…. Karena oleh mu, hidupku menjadi lebih bermakna.
Oh alam… bersyukurlah aku berada slalu di sisi mu…. Menjaga mu dan merawat mu…. Agar kau selalu mendampingi kami dalam kehidupan. Melepaskan udara yang senantiasa mengisi hidup kami dan memberikan kesejukan yang tiada henti.
(Danang S.)
PERTIWIKU
Pertiwiku menangis kembali
Yang dulu hijau
Kini kering,tandus tak terurus
Pertiwikupun murka
Membuat keonaran di mana-mana
Banjir, tanah longsor kau lakukan pada ku
Saat itupun aku tersadar
Kau butuh tanganku
Kau butuh hati ku
Apakah masih ada kesempatan itu….
(Witri Andriyani)
Tanah air kita
Tanah air Indonesia
Indonesia kita
Indonesia surge dunia
Kekayaanmu
Keindahanmu
Begitu berarti bagi ku
Indonesiaku
Engkaulah hidupku
Engkaulah jiwaku
Kukan tetap menjagamu
Sampai tumpah darah ku
Indonesiaku
Tetaplah abadi
Tetaplah berdiri
Indonesiaku
(Fitri Ariyasti)
BUMIKU YANG LARA
Gak pernah didengar
Jerit tangisnya….
Tak pernah dilihat
Jatuh air matanya
Tak ada yang peduli, acuh tak acuh
Masa bodoh….
Kau ambil nadinya….
Kau bunuh perlahan….
Bumiku yang lara….
Rasakan!
Kini tak lagi dapat ku rasakan
Teduhnya hijau…
Sejungnya he_la nafasnya…
Angin… tak kau temukan lagi….
Kini, saatnya kita
SADAR, BANGKIT!
Selamatkan bumi kita
Bumi yang lara….
Dengat semangat
KONSERVASI!!
(Astri K.U.)
SADARKU
Bukan saatnya menunggu
Bukan saatnya juga kita hanya melihat
Bumi kita sudah rusak
Aku menangis, kaupun mennangis
Disaat kau marah (bumi)
Aku hanya bisa termenung dalam doa
Tanganku mengadah
Meminta harapan padanya (Allah)
Engkau tau itu adalah timbal balik
Atas apa yang kami perbuat
Menurutnya, merusak adalah uang
Merusaknya hanyab untuk nafsu semata
Tapi sekatang ku tau akibatnya
Hijauka bumiku….
(Sefti Mulyasari)
INDONESIAKU BISA
Damai, makmur dan sejahtera
Itulah tanah air kita
Aman, adil dan makmur
Itulah Indonesiaku tercinta
Berakhlak dan berbudaya
Itulah bumi pertiwiku
Tapi semuanya sirna begitu saja
Tanah airku resah
Indonesiaku menangis
Dan bumi pertiwiku pecah
Selamatkan hamparan hijau kita
Lahirkanlah bumi pertiwi kemabli
Dengan konservasi!!!
(Komsatun)
INDONESIA BERKONSERVASI
Kami putra putri Indonesia
Kami adalah seorang mahasiswa
Dan kami adalah penerus bangsa
Indonesia…
Tanah air ku
Beragam akan budaya
Beragam atas flora dan faunanya
Akan aku konservasikan semua itu
Dan aku berjanji…
Indonesia akan menjadi yang nomor satu
(Dian Muazinzah)
ALAM KU
Di batas cakrawala
Sosok itu tampak
Telah berubah
Telah terkikis
Bak filosofi sebuah keberanian
Yang salah menyapu
Kesejuka hati
Bau itu sangat harum
Sampai menusuk relung ketika itu
Menancap alam kesadaran
Harum bagi pengurai sejati
Sebuah epilog semu
Tak malu
Terus menerus mengerus kekayaan alam
(Desi Ayu nastiti)
INDONESIAKU
Dahulu segalanya indah
Dahulu bumiku teduh
Namun, kini semuanya hilang
Dimana hangatnya matahariku
Dimana ku cari tempat berteduh
Di mana merdu suara burungku
Di mana Indonesiaku?
Harus ku pijakan kaki untuk membangun negeri
Harus ku kuatkan tekad untuk menghijaukan nusantara
Mengembalikan jatidiri bangsa
Mengumandangkan semangat
Konservasi membangun pertiwi
Indonesiaku…
(Indriati Estika S.)
DUA PILIHAN
Kabut putih bersahabat
Pagiku disambut
Langit berhias asap motor
Menghentak awal hari ku
Debu menggebu
Tiada peduli
Udara bersih
Tenangkan ku denga senyumnya
Dua masa
Dua keadaan
Dua pilihan
Aku tak pernah rasa
Lubang-lubang AC menghembus
Plastic-plastik kaku
Menantang tak tau malu
Aku hanya paham
Cucuran kendi tuangkan
Air kedamaian
Camilan gurih
Manis asin si rempah
Malaikat-malaikat hijau elok menari
Ya,
Dua pilihan
(Nita Lustia)
HARGAILAH ALAM
Saat ini…
Alam sudah mulai tidak bersahabat
Bencana trerjadi di mana-mana
Tidak hanya menghilangkan nyawa
Harta benda juga ikut melayang
Apakah alam tengah murka?
Atau Tuhan sudah tidak peduli
Pada umat manusia
Seharusnya manusia sadar
Atas perbuatan mereka
Jika tidak menghargai alam
Alam kan lebih merendahkan manusia
Karena ala mini diciptakan
Bukan hanya untuk manusia
Tetapi juga untuk makhluk
Hidup lainnya
Bukan hanya untuk generasi sekarang
` tetapi juga untuk generasi yang akan datang
Mari kita lestarikan alam
(Estu Winantu Untoroaji)
RINDU ALAMKU
Bumiku hijau….itu dulu
Bumi pertiwi sejuk….itu entah kapan
Yang jelas bukan sekarang…
Kini beliau sakit..karena tangan jail manusia…
Beliau kini terus terkena bencana…
Karena siapa?
Aku sedih melihatnya…..
Mata air kotor…
Udaranya nanar….
Tanahnya tandus….
Entah ulah siapa?
Sadar, sadar yang ingin ku teriakkan…
Cukup, cukup sudah kita membuatnya sakit
Bumi kita sudah tua…
Mari kita jaga…
Jangan terus dimanfaatkan tanpa merawatnya
Bila dia hancur…
Kita pun takkan tersisa….
Aku rindu…
Kangen…
Akan cantik dan sejuknya ibu pertiwiku…
Kapan lagi aku melihatnya hijau Indonesiaku
Ku ingin hijau kembali Indonesia ini
(Fery A.W.)
PERUBAHAN
Hampar lautan terpandang luas
Kokoh beringin berdiri tegar
Kicau burung indah meriang
Canda nakal hewan belia
Apakah tega kita melihat
Semua sirna dalam sesaat
Oleh ulah tak bertanggung jawab
Yang tak pernah pandang akibat
Inilah saat di mana kita
Dikutuk maju untuk berjuang
Membantu menyempurnakan
Canda tawa hewan belia
Mengembalikan semua sedia kala
Seperti awal Adam di muka
(Iftitah Ratna P.)
UNNES BERKONSERVASI
Menembus batas ruang dan waktu
Dari masa ke masa
Setelah tahun demi tahun berlalu
Unnes kini semakin dewasa
Unnes mengerti keadaan dunia
Unnes tlah memperbaiki diri
Unnes yang dulu gersang
Kini tlah menjadi rindang
Pepohonan hijau
Sangkar burung menyanyi riang
Bunga-bunga nan menawan
Membuat kupu-kupu terbang silih berganti
Itulah unnes
Unnes tlah berkonservasi
Membuat polusi teratasi
Dan dunia berseri-seri
(Lies Aryanti N. S)
Cuit…. Cici cuit….
Suara itu begitu indah di pagi hari
Membangunkan mata yang terpejam setelah kelelahan
Bagai embun sejuk dalam relung hati
Tapi…
Sekarang sedikit demi sedikit
Suara itu hilang…
Bergantikan kendaraan bermotor
Suara klakson tanda kesombongan
Asap-asap racun mengepal
Burung hilang, huitan hilang
Tinggal gedung-gedung pencakar langit nan megah
Oh kawan engkau tega membunuhku
Tempat burung bersinggah…
Tempat burung bernyanyyi dan bermain
Tempat kau berteduh
Rawatlah aku….
Sayangi aku…..
Untuk engkau…..
Demi engkau…..
Ratapan Pohon
By. Mahda haidar
JAGALAH AKU
Jagalah aku
Jagalah aku dengan segenap jiwa
Dalam lupa
Dalam kesibukan
Dan dalam setiap hembus nafas
Awalilah semua sebelum berakhir!!!
Jagalah aku
Jagalah dengan segenap hati
Kehijauan daun demi daun
Jangan satu pun kau merusaknya
Dengan mata gergaji
Jagalah aku
Cintai seperti kau cintai manusia
Rawatlah aku
Seperti kau merawat tubuhmu
Demi dunia dan kelangsungan hidup
Hidup kita….
…:Um! Salamah
Lihatlah
Sejauh mata memandang
Budaya Indonesia tercinta
Tersambar petir luar begitu dahsyatnya
Globalisasi
Kita dibuat pilu olehnya
Ingatkah kamu
Lahir di bumi Indonesia ini
Beserta budaya beribu jumlahnya
Tak sanggupkah kita menjaganya
Tak perlu aku Tanya
Karena retoris adanya
Marilah kita
Lenggak-lenggokkan tari dengan eloknya
Silatkan lidah untuk berbahasa
Tabuh gendernag bersama syairnya
Untuk tunjukkan pesona Indonesia
Seindah bianglala
(Gigih Wahyu Wijayanti)
DIMANA ALAMKU
Ku pergi mencari
Pelangi di malam hari
Tapi yang kudapat
Hanya mimpi…
Budayaku pergi…
Keseberang lautan..
Ku gapai dengan kedua tangan ku
Dan yang ku peroleh hanyalah kosong…
Hutan lebat telah hilang
Berganti jadi auman manusia
Di perkantoran…
Akankah kembali lagi
Senja yang kelabu…
Di mana alamku kembali
Di terik sang surya…
By.
`Satria Widodo
BUMIKU INGIN HIJAU
Ada apa dengan bumiku?
Mengapa bumiku begitu rapuh
Mengapa bumiku begitu lemah
Kemanakah pohon-pohon
Bumiku rindu akan pepohonan
Karena pohon adalah nafas dan jantung
Untuk kehidupan alam
Tanpa pohon alamku akan musnah
Pohon adalah jasa bagi bumiku
Yang selalu memberikan kehidupan
Bagi penghuni bumi ku
Pohon adalah penjaga bumiku
Pohon adalah penyelamat alamku
(Inayah)
Hamparan alam di jagad khatulistiwa
Harum tanahmu hijau warna mu
Kini hanyalah tinggal kiasan semata
Kini ibu pertiwi sedang menangis
Meratapi ulah tangan-tangan nakal
Menghancurkan segala yang dimiliki
Itu adalah titipan untuk anak cucu kita
Kini kita sebagai tunas bangsa
Kehadiran kita ditunggu oleh ibu pertiwi
Pada cinta kasih kedatangan kita
Dirindukan olehnya
Agar tetap utuh untuk generasi nanti
Hamparan alam nan hijau
Senantiasa menentramkan hati
Hamparan laut nan biru
Membawa kedamaian di dalam hati
Betapa kita rindu adanya
(Triya Oktavia)
dan..
BalasHapussaat senja menjadi temaram
malampun semakin kelam
saat cahaya lampu menjadi buram ternyata ..
kabutpun sudah masuk ke dalam
rumah setiap insan
disini..
di tempat kami
seperti tak ada yang peduli
kabut ini datang tanpa permisi..
dari pagi, siang dan malam hari
telah masuk ke dalam hidung, tenggorokan dan paru-paru kami
meracuni pelan tapi pasti..
disini di negara ini
seolah perang dengan rakyat sendiri
hanya saja yang kami punyai
senjata tanpa amunisi...
Terima kasih
BalasHapusInfonya sangat bermanfaat